Jumat, 20 Januari 2012

gunung kelotok dan monumen simpang lima gumul keidir jatim,

WISATA KEDIRI : Monumen Simpang Lima Gumul & Goa Selomangleng

 Gunung Klotok - Kediri

Selesai mengikuti upacara HUT RI ke-63 di kantor, kami (aku, Mas Fadjar & ananda Hanif) segera bersiap mudik ke Kediri.

Perjalanan Surabaya - Kediri, lancar dan menyenangkan. Kota demi kota terlewati, Mojokerto, Mojoagung, Jombang, Kertosono, Purwoasri berakhir di Kediri. Mas Fadjar santai saja menjalankan kendaraan. Hanif terlihat anteng dan nyaman berada di "daerah kekuasaannya" (jok belakang), ditemani bantal guling & mainannya.


BULAN PURNAMA 
DI MONUMEN SIMPANG LIMA GUMUL

Malam hari, kami bersama Ibunda, adik dan keponakan (Naufal & Rifqi) jalan-jalan ke Monumen Simpang Lima Gumul (Monumen SLG).

Monumen Simpang Lima Gumul terletak di Desa Tugurejo, Kec. Gampengrejo, Kab. Kediri. Daerah Simpang Lima adalah tempat bertemunya arus lalu lintas dari lima arah. Dari arah Kediri, Pare, Pagu, Pesantren dan Gurah. Sebagai jantungnya adalah Monumen Simpang Lima Gumul.

Sebuah bangunan persegi empat yang berdiri megah, menjulang tinggi dan berukuran raksasa. Kami jadi merasa kecil saat berjalan melewati gerbangnya dan berada di bawah langit-langitnya. Kemegahan bangunan Monumen SLG mirip dengan Monumen Arc de Triomphe yang terdapat di Paris, Perancis.

Untuk ukuran kota kecil seperti Kediri, Monumen Simpang Lima Gumul adalah bangunan yang monumental, yang spektakuler, bangunan yang merupakan landmark dan icon Kota Kediri. Kalo Jakarta punya Monas, Surabaya punya Tugu Pahlawan, Bukittinggi punya Jam Gadang, maka warga Kediri bangga punya Monumen Simpang Lima Gumul.



















Monumen Simpang Lima Gumul 

Salut untuk Bapak Bupati Kediri yang berani mewujudkan ide brilian pembangunan Monumen Simpang Lima Gumul. Diharapkan kedepannya Monumen SLG akan menjadi daerah pusat bisnis dan pusat wisata belanja.

Malam ini, kami menikmati indahnya purnama di pelataran Monumen SLG. Rembulan bersinar penuh di langit yang berwarna pekat. Sangat indah. Keindahannya langsung menebar dalam ruang imajinasiku. Dunia terasa lebih damai, syahdu dan romantis.

Mendengar Naufal, Rifqi dan Hanif berteriak-teriak sambil berlarian, rasanya seperti mendengar nyayian merdu yang mendayu-dayu. Gerakan mereka yang lincah dan energik berubah bagai gerakan slow motion seperti yang terjadi di film The Matrix. Terlihat indah, anggun dan mempesona.

Saat rembulan purnama di Monumen SLG bagai menyaksikan lukisan artistik karya sang Maestro.

Kami berjalan-jalan mengitari bangunan Monumen. Angin malam terasa menderu kencang. Di sekitar pelataran Monumen banyak sekali pedagang kaki lima yang menjual makanan. Ada soto ayam, bakso, mie ayam, nasi goreng, jagung bakar, burger, aneka gorengan, kacang rebus dan masih banyak yang lainnya.

Monumen SLG telah berubah menjadi tempat wisata keluarga yang menarik dan menyenangkan. Saat malam makin beranjak larut dan angin malam terasa semakin dingin, kami bersiap untuk pulang. Rembulan masih setia bersinar, menghias langit Kediri. Sangat indah.


SARAPAN PAGI KHAS KEDIRI 
DI PASAR BANDAR

Pagi hari di rumah Ibunda (di Mojoroto-Kediri). Udara pagi terasa segar dan sejuk.

Sekitar jam 6 pagi, kami bersama Ibunda dan adik ke Pasar Bandar buat mencari sarapan. Di dalam Pasar Bandar (area samping depan) berjejer warung makan yang menyediakan sarapan pagi khas Kediri yaitu nasi pecel / tumpang. Kami masuk di salah satu warung yang rame oleh antrian pembeli.

Kami memesan nasi pecel campur tumpang. Nasi pulen yang masih mengepul hangat, diatasnya diberi sayuran rebus daun kenikir, kacang panjang dan kecambah, kemudian diguyur dengan sambal pecel dan sambal tumpang yang kental mantab. Dilengkapi dengan perkedel singkong yang gurih, tahu goreng dan rempeyek kacang / teri yang enak, tipis dan renyah. Sedaaap...!!! Harga seporsi nasi pecel tumpang sangat terjangkau, hanya Rp. 4000,- dan Rp. 1000,- untuk segelas teh manis panas. Makan seporsi rasanya masih kurang, kepengin nambah lagi.

Disini juga tersedia minuman dawet campur khas Pasar Bandar. Satu porsi dawet campur disajikan di mangkuk, terdiri dari bumbur sumsum (bubur beras putih), bubur ketan hitam, bubur mutiara, agar-agar rumput laut dan cendol warna hijau. Diatasnya disiram dengan sirup gula merah dan diberi santan yang kental. Nikmat sekali. Satu porsi dawet campur harganya Rp.2500,-

Sarapan pagi khas Kediri yang selalu bikin kangen. Enak, murah, meriah dan bergizi.


MENGHITUNG ANAK TANGGA 
BUKIT MASKUMAMBANG
 



















Acara berikutnya : berenang di kawasan wisata Selomangleng.

Kawasan wisata Selomangleng terletak di bag. Barat kota Kediri (di wilayah Barat sungai Brantas). Dari pusat kota Kediri berjarak sekitar 3 kilometer.

Rute ke kawasan Wisata Selomangleng : 

dari Bundaran Taman Sekartaji, ikuti jalan raya ke arah Barat, lurus saja (akan melewati dua perempatan, yaitu perempatan Jl. Penanggungan dan perempatan Sukorame). Dari sini sudah kelihatan gunung Klotok yang membiru. Jalan lurus saja ke arah Barat sampai menemukan gerbang masuk Kawasan Wisata Selomangleng.

Sekarang kawasan Selomangleng telah dibangun menjadi objek wisata keluarga yang bagus dan lengkap. Ada kolam renang, taman bermain yang dilengkapi dengan aneka permainan anak-anak, rumah makan apung, panggung gembira, kereta wisata, area buat jalan sehat / jogging dan toko souvenir.

Di pintu gerbang masuk kawasan wisata Goa Selomangleng dan sekitarnya, petugas akan menarik karcis retribusi sebesar Rp. 2000,- (dewasa) dan Rp. 1000,- (anak-anak).




















Kolam Renang Selomangleng

Kawasan wisata Goa Selomangleng menerapkan Sapta Pesona Wisata yang terdiri dari 7 unsur : 1. Aman, 2.Tertib, 3. Bersih, 4. Sejuk, 5. Indah, 6.Ramah Tamah dan 7.Kenangan, bertekad untuk menjadi tujuan wisata keluarga yang menarik dan layak untuk dikunjungi.
















Berenang di Selomangleng menjadi acara wajib buat Hanif bila berlibur di Kediri.
Kolam renang bernuansa alam dengan latar belakang pemandangan Gunung Klotok. Kami bisa menikmati pemandangan yang indah dan merasakan udara pegunungan yang segar.

















Pagi ini kami menjadi pengunjung pertama di kolam renang. (wooww.. serasa berenang di kolam renang pribadi.. hihihi..)
Kolam renang buka jam 06.30 sampai jam 17.00 WIB.
Tiket masuk bagi orang dewasa Rp. 4000,-, dan anak-anak Rp. 3000,- Dengan fasilitas dan sarana yang begitu bagus, harga tiket termasuk sangat murah dan terjangkau.




















Kolam Renang Selomangleng





















Goa Selomangleng - Kediri

Puas berenang di pagi yang cerah, kami jalan-jalan ke Goa Selomangleng.
Menurut cerita rakyat, Goa Selomangleng merupakan tempat pertapaan Dewi Kilisuci. Seorang putri dari Kerajaan Kediri yang pada akhir hayatnya memilih untuk menyepi dan menjauhkan diri dari keramaian dunia. Banyak relief-relief yang terpahat di dinding goa, salah satunya relief Dewi Kilisuci.

















Dari Goa Selomangleng, kami jalan-jalan menuju taman di depan goa Selomangleng. Kami istirahat sejenak di gazebo taman. Pepohonan cukup rindang dan angin bertiup semilir.

















Kami meneruskan langkah menuju Bukit Maskumambang.
Di puncak bukit Maskumambang terdapat Astana Boncolono. Sebuah kompleks makam leluhur Eyang Boncolono. Untuk menuju ke puncak, sudah dibangun tangga dari batu yang dibagi dua jalur. Anak tangga yang meliuk-liuk panjang, sampai ke puncak bukit Maskumambang.

















Dengan semangat kami menghitung satu demi satu anak tangga yang telah kami pijak. Satu, dua, tiga,... lima puluh... Kami beristirahat dulu, meredakan nafas yang tersengal. Lima puluh satu... Delapan puluh lima... Kami berhenti lagi. Angin bertiup kencang. Tenggorokan terasa kering. Hanif masih semangat menaiki anak tangga. Seratus lima puluh... !!!













 



Kami berhenti di anak tangga ke seratus lima puluh. Sudah cukup tinggi buat ananda Hanif. Kami beristirahat di lahan yang agak lapang. Melihat pemandangan yang indah, luasnya langit biru dan merasakan sejuknya semilir angin pegunungan.

Dari sini terlihat Gunung Klotok yang menjulang perkasa, kawasan wisata Selomangleng, hamparan sawah-sawah yang membentang luas dan pemandangan kota Kediri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar